
Belajar Peluang Dengan Bermain Bridge
Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan metode pembelajaran yang merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar pada peserta didik untuk mencapai tujuan. Penyampaian materi matematika tidak hanya cukup dengan pemberian definisi dan materi, namun juga perlu diberi latihan. Agar peserta didik tidak jenuh dan bosan maka perlu suatu metode yang menyenangkan, salah satunya dengan menggunakan metode permainan. Karena dengan metode ini aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dilibatkan. Hal ini bisa ditunjukkan dengan penggunaan permainan bridge untuk mempelajari peluang.
Peluang (probabilitas) merupakan salah satu materi Matematika dikelas VIII yang harus diberikan kepada peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs sesuai dengan Permendiknas No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi. Dalam mempelajari peluang tidak jarang peserta didik mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dikarenakan peluang dalam matematika merupakan suatu hal yang abstrak. Sehingga menyebabkan turunnya motivasi belajar dan hasil belajar pada materi peluang.
Waktu yang digunakan untuk mempelajari peluang dengan permainan Bridge ini adalah 3 jam pelajaran yang terdiri 1 jam pertemuan untuk memberi pengarahan serta cara bermain dan 2 jam pertemuan digunakan untuk praktek bermain. Adapun caranya yaitu peserta didik dalam suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat peserta didik. Kelas yang penulis cobakan adalah kelas VIII A MTs Negeri 2 Kendal yang peserta didiknya berjumlah 28 orang. Dari 28 peserta didik dibagi 4 sehingga ada 7 kelompok atau kalau dalam permainan Bridge nanti ada 7 meja. Dari masing masing kelompok diberi satu set kartu Bridge.
Empat peserta didik duduk saling berhadapan dengan pasangannya di satu meja yang kemudian satu set kartu dibagi rata pada 4 pemain yang duduk di Utara, Timur, Selatan, dan Barat. sehingga masing-masing memperoleh 13 kartu. Permainan ini dimulai dengan dilakukannya perebutan kontrak oleh kedua pasangan melalui lelang/ tawar menawar dari yang duduk sebelah utara, timur, selatan dan barat. Tujuan dari tawar menawar adalah menentukan pemenang kontrak dan harus dipenuhi kontraknya sesuai penawaran atau bahkan melebihinya, sedangkan pasangan yang lain berusaha agar kontrak tersebut gagal dipenuhi.
Adapun pemenang kontrak adalah pihak yang memimpin untuk kartu di tangan. Jumlah trik yang harus dikumpulkan oleh pasangan pemenang kontrak adalah sebesar N+6, dengan N adalah tingkat kontrak yang tertinggi dari keempat pemain. Kontrak adalah pernyataan oleh salah satu pasangan bahwa pihak mereka akan mengambil sejumlah atau lebih trik. Sedangkan, yang dimaksud dengan trik ini adalah kemenangan pada satu putaran kartu dari empat pemain. Dalam satu permainan terdapat 13 trik.
Truf/Trump adalah kartu menang. Artinya, bila salah satu pemain tidak memiliki kartu yang diminta sesuai giliran, pemain lain boleh menurunkan kartu truf. Urutan kartu dari yang terkecil: Club, Diamond, Heart, Spade dan No Trump (NT). Jumlah kartu dalam satu set ada 52 kartu.
Manfaat permainan Bridge ini adalah mengetahui peluang kartu yang akan muncul dan posisinya dimana apakah disebelah kiri, kanan atau depan pemain, disamping melatih peserta didik untuk sabar, bekerjasama dengan teman pasangannya dan yang paling penting melatih ingatan supaya tidak mudah lupa.
Dari 3 jam pelajaran yang digunakan dan observasi serta tanya jawab dengan peserta didik bagaimana kesan dan tanggapannya, ternyata dari 28 peserta didik bisa memahami cara bermain bridge, yang awalnya belum satupun yang bisa. Dari 28 peserta didik yang sudah bisa ada 20 orang yang sudah dikategorikan mahir untuk kalangan awam, dan sangat antusis untuk lain kali ingin mencoba lagi.
Walaupun permainan bridge menyenangkan, akan tetapi penerapannya dalam proses pembelajaran harus dibatasi. Barangkal sekali-kali dapat juga diberikan untuk mengubah suasana yang tegang menjadi lebih santai. Sehingga permainan ini harus direncanakan dengan tujuan yang jelas, tepat penggunaannya dan waktunya.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Tingkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kubus-Balok dengan Teori Van Hiele
Pembelajaran matematika merupakan proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar matematika, sehi